Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Radio Islam SAS FM Surabaya


Radio Suara Akbar Surabaya (SAS) FM 107,5 MHz merupakan salah satu media sarana dakwah yang cukup memberikan manfaat dan harapan bagi kemajuan syi’ar Islam di Indonesia dan di jawa timur khususnya. Yang mengedepankan nilai religi, ini terletak di basement Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Nama dari “Suara Akbar” sendiri diambil dari nama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ( MNAS) yang merupakan masjid terbesar kedua setelah masjid Istiqlal di Indonesia yang cukup monumental secara fisik.


Oleh karena itu untuk mengimbangi dan dirasa aktivitas keagamaan Islamnya tidak sebanding dengan kemegahan fiskinya, radio SAS FM hadir untuk membantu menyebar syi’ar keagamaan Islam yang dirasa masih minim. Disamping itu mengingat tentang hukum sebagai seorang muslim yang wajib berdakwah, maka sarana radio dianggap sangat tepat, karena salah satu media komunikasi yang mempunyai daya jangkau yang luas serta relative murah untuk membawa kemudahan dan banyak manfaat.

Radio SAS FM sendiri dibawah dinaungan PT.Radio Media As-Salam Surabaya yang beralamatkan di Jl.Margorejo Indah A.509 Surabaya yang didirikan dengan tujuan utama untuk pendirian radio SAS FM yang dimana untuk pelaksanaanya bekerja sama dengan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya yang beralamatkan di Jl.Raya Pagesangan.

Mengingat radio SAS FM ditunggu kehadirannya oleh masyarakat sebagai penyejuk hati, karena radio SAS FM tidak setengah-setengah dalam menangani bentuk acaranya. Banyak tokoh dan ulama serta pejabat muslim dan petinggi Negara berdiri dibelakangnya. Brand Image yang ingin dibawa oleh SAS FM adalah radio religi yang memberikan banyak informasi baik agama maupun berguna bagi kemajuan umat Islam. Radio SAS FM sendiri bersegmentasikan pada kalangan menengah keatas yang berpendidikan (intelek). Radio SAS FM yang merupakan radio swasta atau komersial dengan format siaran secara umum terdiri dari program pendidikan, keluarga, budaya, ekonomi, dan teknologi. Radio SAS FM memiliki program antara lain request, news, dialog interaktif, talk show, dan layanan masyarakat serta music religi dari pagi sampai siang.

Untuk membentengi agar tujuan dakwah sendiri tidak hilang, maka radio SAS FM menyaring dalam setiap tawaran iklan yang ada, seperti iklan yang hanya bisa diperuntukan untuk kaum Muslim, dan untuk iklan umum yang masuk maka akan ditinjau terlebih dahulu oleh kaum ulama serta pemilik radio karena ditakutkan iklan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan para pendengar yang dimana pendengar rata-rata kaum Muslim di Jawa Timur, dengan bisnis dakwah ini pula, juga perlu diperhatikan adalah tawaran kerjasama dari pihak asing, karena sekarang ini banyak di masyarakat yang menyiarkan syariat islam secara radikal.n

Dengan  filter dan adanya peninjauan dari setiap apa yang ada di dalam radio SAS FM terutama pada segi pengelolaan antara aturan bisnis dan tujuan utama dakwah sangat dibutuhkan untuk terciptanya kesatuan yang saling menguntungkan antara dakwah dan bisnis itu sendiri dalam suatu perusahaan radio.

Daftar Radio Surabaya Lengkap

Pada kesempatan kali ini diah akan memperkenalkan kalian Radio-radio yang ada di Surabaya, Dan berikut ini daftar Radio di Surabaya.



87.7-MHz Radio Zodiac (Colors Radio)
• 88.1-MHz Radio Kota (Kota FM)
• 88.5-MHz Radio Metro (Metro FM)
• 88.9-MHz Radio Smart (JT-FM)
• 89.3-MHz Radio Prambors Surabaya
• 89.7-MHz Radio Hard Rock Surabaya
• 90.1-MHz Radio Media (Media FM)
• 90.5-MHz Radio Ampel Denta
• 90.9-MHz Radio Global (Global FM)
• 91.3-MHz Radio Suzana (Suzana FM)
• 91.7-MHz Radio Programma 4 RRI Pro 4 RRI Surabaya
• 91.8-MHz Radio Suara Mitra
• 92.4-MHz Radio Bisnis Surabaya
• 92.5-MHz Radio Kosmonita (Kosmonita FM)
• 92.9-MHz Radio B
• 93.3-MHz Radio El Victor Surabaya
• 93.7-MHz Radio Suara Muslim Surabaya (Sham FM)
• 93.8-MHz Radio Suara Protestan Surabaya
• 94.4-MHz Radio Suara Digital Surabaya
• 94.8-MHz Radio Devina (DJ FM)
• 95.2-MHz Radio Programma 2 RRI Pro 2 RRI Surabaya
• 96.0-MHz Radio Mercury
• 96.4-MHz Radio Bahtera Yudha
• 97.2-MHz Radio Suara Masa Depan Cerah (MDC FM)
• 97.6-MHz Radio Elshinta Surabaya
• 98.0-MHz Radio Sonora Surabaya (Sonora FM)
• 98.8-MHz Radio Musik Surabaya (M Radio)
• 99.2-MHz Radio Programma 1 RRI Pro 1 RRI Surabaya
• 99.6-MHz Radio She
• 100.0-MHz Radio Suara Surabaya (SS)
• 100.5-MHz Radio Delta Surabaya (Delta  FM)
• 101.1-MHz Radio Istara (Istara FM)
• 101.5-MHz Radio Strato
• 102.3-MHz Radio La Victor
• 102.7-MHz Radio Suara Mahasiswa Turun Bekerja (MTB FM)
• 103.1-MHz Radio Gen Surabaya (Gen FM)
• 103.5-MHz Radio Wijaya (Wijaya FM)
• 104.7-MHz Radio SINDO Trijaya Surabaya
• 105.1-MHz Radio Bursa Efek Surabaya
• 105.9-MHz Radio Era Bimasakti Selaras (EBS FM)
• 106.3-MHz Radio Programma 3 RRI Pro 3 RRI Surabaya
• 106.7-MHz Radio Merdeka (Merdeka FM)
• 107.0-MHz Radio Katolik Surabaya
• 107.1-MHz Radio Suara Akbar Surabaya (SAS FM)
• 107.3-MHz Radio Oxcy
• 107.5-MHz Radio Pendidikan Jawa Timur
• 107.7-MHz Radio Olahraga Surabaya
• 107.9-MHz Radio Suara An-Nida

Sejarah Perkembangan Radio

Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio

Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun darat.

Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.

Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja.

Perkembangan Radio di Indonesia

Kegiatan Amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobby dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan-badan telekomunikasi international seperti ITU dan IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO.

Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada tahun 1930-an ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda atau Hindia Belanda. Sangat sedikit orang yang dipercaya oleh kekuasaan untuk memiliki izin amatir radio saat itu. Dua diantara mereka yang disebut-sebut sebagai pelopor adalah : Rubin Kain (YB1KW) yang izinnya didapat tahun 1932. Beliau telah meninggal pada tahun 1981. Yang kedua adalah B. Zulkarnaen (YB0AU) yang izinnya didapat pada tahun 1933. Beliau juga telah meninggal pada tahun 1984.

Semua aktifitas amatir radio dihentikan pada saat pendudukan Jepan dan Perang Dunia II, namun ada dari sebagian mereka yang tetap nekat beroperasi dibawah tanah untuk kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun 1945, proklamasi kemerdekaan RI disiarkan ke seluruh dunia dengan menggunakan sebuah pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri oleh seorang amatir radio yang bernama Gunawan (YB0BD). Jasa YBoBD ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai penghargaannya, pemancar radio buatan Gunawan tersebut di simpan di Museum Nasional Indonesia.

Selanjutnya, kegiatan amatir radio diselenggarakan kembali pada tahun 1945 sampai dengan 1949. Namun karena alasan keamanan dalam negeri, pada tahun 1950, pemerintah melarang kegiatan amatir radio hingga tahun 1967. Landasan pelarang itu adalah Undang-undang No. 5/1964 yang menegaskan hukuman yang sangat berat bagi mereka yang memiliki pemancar radio tanpa izin.

Pada tahun 1966, amatir radio memperjuangkan kepentingannya kepada pemerintah agar amatir radio dapat diselenggarakan kembali di Indonesia. Akhirnya, dengan Peraturan Pemerintah No. 21/1967, pemerintah mengizinkan kembali kegiatan amatir radio.

Melalui Konferensi Amatior Radio yang pertama pada tgl. 9 Juli 1969 di Jakarta, didirikan organisasi yang bernama Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Pada Munas ORARI tahun 1977, nama organisasi dirubah menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan yang sama hingga sekerang.

Terbentuknya ORARI dapat dikatakan berawal di Jakarta dan Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya dan diprakarsai oleh kegiatan aksi mahasiwa , pelajar dan kaum muda, diawal tahun 1965 sekelompok mahasiwa publistik yang tergabung dalam wadah KAMI membentuk radio siaran perjuangan bernama Radio Ampera, mulai saat itu juga bermunculanlah radio siaran lainya seperti Radio Fakultas Tehnik UI, Radio Angkatan Muda, Kayu Manis, Draba, dll.

Sudah tentu semua radio siaran itu merupakan siaran yang tak memiliki izin alias Radio gelap. Sadar karena semakin banyaknya radio siaran bermunculan yang memerlukan suatu koordinasi demi tercapainya perjuangan ORBA maka dibentuklah pada tahun 1966 oleh para mahasiwa suatu wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir Djakarta) diantaranya terdapat nama-nama koordinatornya seperti Willy A Karamoy. Ismet Hadad, Rusdi Saleh, dll.

Pada mulanya PARD merupakan wadah bagi para amatir radio dan sekaligus radio siaran . Sehingga pada saat itu secara salah masyarakat mengidentikan Radio amatir sebagai radio siaran non RRI. Karena adanya tingkatan keterampilan, PARD saat itu juga menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat. Disamping itu terdapat juga para Amatir era 1945-1952 yang tergabung dalam PARI (Persatoean Amatir Repoeblik Indonesia 1950), diantaranya terdapat nama - nama , Soehodo †. (YBØAB), Dick Tamimi †. (YBØAC), Soehindrio (YBØAD), Agus Amanto † (YBØAE), B. Zulkarnaen †. (YBØAU), Koentojo † (YBØAV) dll. Diantara mereka ternyata ada juga yang menjadi anggota PARD seperti, (YBØAE) dan (YBØAU).

Pendengar Radio Sangat Potensial

Meskipun teknologi informasi berkembang semakin pesat, namun siaran radio masih tetap dibutuhkan. Bahkan, segmentasi pendengar radio semakin elite. Mereka yang mendengarkan radio adalah orang kaya yang sedang dalam perjalanan di mobil.

Media yang paling ramah terhadap pengendara mobil adalah radio, kata Yayat Soemitra. Itulah sebabnya, radio sampai saat ini dan di masa mendatang akan tetap bertahan dan memiliki pendengarnya sendiri. Selama masih banyak orang mengendarai mobil, maka di situ banyak pula pendengar radio. Bahkan dapat dikatakan, pendengar radio sekarang semakin elite, yaitu mereka yang memiliki mobil, meskipun kadang dinikmati juga oleh para sopir.

Pada kenyataannya jurnalisme radio terus berkembang. Apalagi, radio juga bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat terpencil yang selama ini belun terjangkau siaran televisi. Memberikan informasi terhadap masyarakat KBB yang masih terpencil misalnya, terutama di daerah yang belum memiliki jaringan TV, bisa dilakukan dengan radio ini.

Masyarakat yang memiliki kemampuan yang berbeda (different ability atau difabel) seperti penderita tuna netra sangat memerlukan radio dalam proses mencari informasi. Dengan demikian, radio masih sangat diperlukan, bahkan memiliki niai strategis yang tinggi. 

Cara Beriklan Di Radio

Pada pagi hari dan sore hari dimana sebagian masyarakat terjebak kemacetan lalu lintas, radio di mobil menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Breaking news dan obrolan santai dari para penyiar radio mengurangi stress yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sulit bagi media lain untuk mendapatkan coverage setinggi radio pada jam-jam kemacetan lalu lintas ini.

Disamping TV lokal yang sekarang sudah mulai menjamur, radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah tertentu, termasuk di pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan bisa lebih fokus untuk mengekspose brandnya ke tipe pendengar yang lebih segmented, baik itu dari segi usia, etnik maupun lifestyle tertentu.

Kelebihan lain dari radio adalah lebih singkatnya waktu untuk mempersiapkan materi iklan. Materipun bisa dikemas/dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal.

Salah satu tipe program radio yang mendapat rating tinggi adalah yang menyediakan interaksi langsung, baik itu antar pendengar maupun antar pendengar dan penyiar. Diskusi-diskusi interaktif ini punya magnet yang kuat karena terbukti memberikan banyak insight bagi pendengar untuk masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan di media lainnya.

Walaupun tampaknya sederhana, membuat materi iklan radio dan pembuatan rencana pemasangan iklannya bukanlah sesuatu yang saya rekomen untuk DIY(do-it-yourself). Materi iklan yang baik selain dibutuhkan untuk mendorong penjualan, juga merupakan citra kredibilitas brand dan perusahaan. Saran saya, mintalah bantuan profesional, baik itu team dari biro iklan maupun rumah produksi yang menawarkan jasa serupa.

Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendengarnya. Engagement bisa diperoleh dari pemilihan kata-kata yang menarik atau humoris, dari komponen musik dan dari sound effect lainnya. Adakalanya, radio setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan yang bertubi-tubi.

Dengan gaya tersendiri, penyiar membacakan script iklan dengan renyah dan dibumbui cerita-cerita keseharian, sehingga lebih merasuk ke benak pendengar. Hanya saja, harus tetap dilakukan suatu monitoring khusus, untuk meyakinkan bahwa penyiar tidak terlalu jauh memodifikasi script yang dikemas untuk brand.

Pertimbangkan juga membeli paket-paket sponsorship seperti program berita, program situasi lalu lintas, kontes, dll. Paket memberikan kesempatan muncul lebih sering, dan harganya juga umumnya lebih murah jika dihitung per spot. Negosiasikan agar iklan brand Anda yang pertama muncul setiap jeda dalam program, untuk mendapatkan eksposure maksimum.

Ada beberapa kelemahan media radio. Media ini kadang hanya dijadikan semacam latar belakang saja, sehingga kesannya diabaikan oleh pendengarnya. Oleh karenanya iklan di radio harus sering frekuensinya. Juga, iklan ini tidak memiliki visual, baik itu berupa gambar maupun teks, sehingga ada keterbatasan untuk menarik perhatian secara suara/audio. 

Masih lebih banyak manfaat beriklan di radio dibandingkan kekurangannya, oleh karena itu jangan ragu untuk mempertimbangkan media ini. Segera undang biro iklan Anda untuk membicarakan rencana beriklan di radio.

 
Copyright © 2013. Radio Tempat Promosi Usaha - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger